Kududuk letih setelah mengikuti semua lagu yang dinyanyikan Doni, vocalis ADA BAND. Walau hujan deras, aku masih saja ada di konser ini. Lewat sms, Leo yang sudah 5 tahun menjadi kekasihku terkejut ketika aku minta ijin untuk menonton konser ADA BAND yang diadakan oleh mahasiswa fakultas perminyakan UPN Jogjakarta bersama Softex, karena wanita ingin dimengerti (lho kok iklan banget??)…Leo langsung menelponku…
“Aduh Dela, ingat dong umur kamu tuh udah 26, masa kamu mau lompat-lompatan dan berdesak-desakkan seperti anak ABG gitu, kalo di hotel sih ga masalah” protes Leo dan aku hanya tersenyum menanggapinya. Jawaban yang sudah kuduga sebelumnya, tapi aku tau hasil akhirnya pasti bakal iya. Aku tahu Leo, apapun yang kusuka asal masuk akal dia pasti setuju.
“Tapi Dela udah beli tiketnya, 15 ribu dapat softex hehehe” walau bukan alasan bagus, tetap aja aku kemukakan, namanya juga usaha.
“Emang sejak kapan kamu suka ADA BAND?” Akhirnya Leo menyadari keanehanku yang tiba-tiba menyukai ADA BAND .
Karena Doni…kujawab dalam hati, cukup aku saja yang tahu! Toh yang pasti tiket ijin sudah kudapatkan dari Leo. Walau kami pacaran jarak jauh, tetap kujaga komunikasi kami dengan selalu meminta ijin kemanapun hendak pergi. Yah tidak selalu tapi minimal dalam sehari Leo tahu apa aktivitasku.
Setahun yang lalu, aku nekat pindah ke Balikpapan. Dengan alasan ingin menikah, akhirnya aku di mutasi dari kantor di Yogya ke Balikapapn. Sebenarnya sih tidak diijinkan mengingat aku baru bekerja 1 tahun, tapi karena di balikpapan sedang butuh karyawan, alhasil aku menginjak kota yang gosipnya provinsi terkaya di Indonesia ini.
Banyak dari teman-teman dan keluargaku yang mengangap aku aneh dan nekat. Bayangkan saja demi seorang Leo, aku sanggup ke kota yang belum pernah terlintas di kepalaku, karena aku memang belum pernah kesana. Aku tipe orang yang tidak bisa berpacaran jarak jauh. Tak bisa kubayangkan, ketika leo telah menyelesaikan S2 nya di MM UGM dan pulang ke kotanya di kalimantan, sementara aku di jawa. Baru sebulan berpisah saja, mungkin aku sudah mencari pria lain. Maka ketika leo mengajakku untuk ikut dengannya, tanpa pikir panjang aku langsung mengiyakan. Walau harus melalui sidang keluarga yang lumayan alot untuk melarangku, terutama mamah. Karena aku hanya dua bersaudara, mas Fery kakakku dan aku, cewek semata wayang, toh akhirnya mamah luluh juga dan membiarkanku ikut bersama Leo. Tentu saja setelah Leo banyak mendapat bermacam-macam wasiat untuk selalu menjagaku.
Baru 5 bulan di balikpapan, aku benar-benar kesepian karena Leo di tempatkan di Bontang sementara aku kontrak rumah sendirian. Sementara jarak Balikpapan Bontang adalah 4 jam yang membuat kami hanya bertemu dua kali dalam sebulan.
Aku batal menikah karena Leo di terima di perusahaan asing yang mengharuskan tetap single sampai 3 tahun masa kontraknya selesai. Ugh..padahal aku sudah tidak kuat sendiri. Jalan 6 bulan aku mulai TTM (kata halus dari perselingkuhan menurutku ) dengan nasabahku (aku kerja di bank swasta). Yudi namanya, perwira polisi yang bertugas di POLDA Balikpapan. Dengan tinggi 185 cm dan perutnya yang agak cubby, dia mampu membuat aku mulai menikmati indahnya Balikpapan. Apa yang tidak kudapatkan dari Leo, ada pada Yudi. Leo yang tingginya hanya 165 cm dan bertampang baby face sangat berbeda dengan yudi yang bertubuh macho dan atletis, bersahaja dengan kulit yang sawo matang. Dengan Leo aku merasa kurang percaya diri bila berdekatan dengannya, karena kulitnya yang putih mulus, membuatku selalu iri, walau sering treatment ke salon, tetap saja aku kalah putih. Mau bagaimana lagi, sudah keturunan sih.
Pergi dan pulang kerja aku selalu di jemput Yudi dengan terano hitamnya. Terkadang yudi selalu membawakanku nasi kotak untuk makan siangku. Yudi langsung datang bila aku sms dan bilang kangen. Yang membuatku makin cinta, terkadang dia datang dengan setangkai mawar, walaupun ketika itu jam sudah menunjukkan jam 3 pagi. Ah benar-benar berbeda dengan Leo ku yang tidak romantis. Aku tahu setiap pribadi memang berbeda dan unik. Perbedaan itulah yang membuatku membutuhkan keduanya. Serakah? Entahlah tapi saat ini aku menikmatinya.
Kadang aku masih bingung melihat Yudi yang tidak pernah mau bila kuajak ke pusat keramaian seperti Mall dan sejenisnya. Dia lebih memilih membelikan barang- barang kebutuhanku tanpa aku. Surprise dia bilang, padahal aku bangga sekali bila berjalan dengannya. Siapa yang tidak bangga bila semua orang mengatakan kalo dia mirip dengan Doni, vocalis ADA BAND (aku yang awalnya tidak perduli dengan doni, akhirnya mulai menyukai Doni juga, namanya juga Falling in Love). Ditambah salam hormat dari anak buahnya yang sedang piket di jalan, membuatku bermimpi jadi ibu bhayangkari…..(tapi sebenarnya hingga saat ini aku ga tau apa enaknya jadi ibu Bhayangkari) walau terkadang yudi membuat aku sebel juga. Malam ini adalah puncak dari kekesalanku. Akhirnya aku protes juga.
“Dek, mas nanti seminggu tidak ke rumah, mau keluar kota”. Sambil membelai rambutku dan dengan manja aku rebahan di bahunya yang bidang.
“Pasti begitu deh. Masa keluar kota ga pernah sms atau telp”, aku mulai merajuk manja, sebal juga rasanya di cuekin.
“ Ga ada sinyal sayang” sambil mengecup keningku dan mengulum bibirku yang membuatku berhenti melancarkan aksi protes lagi. Yudi memang paling bisa membuatku berhenti marah.
Kadang aku curiga karena yudi selalu hilang tanpa jejak. 2 minggu hilang, tiba-tiba datang dengan perhiasan dan bunga atau apapun yang membuatku tak bisa marah. Yang repot kalo aku sedang bermesraan dengan Leo dan Yudi datang dengan tiba-tiba, tapi untunglah bayangan yang membuatku selalu stres tidak pernah terjadi.
Aku memang tidak pernah terlalu perhatian dengan alamat Yudi, status, keluarganya atau apapun tentang dia. Toh dia hanya TTM, tapi memang susah bila selingkuh tidak bawa hati (seperti saran sepupuku yang tahu kalo aku tidak pernah setia dengan satu cowok, memberi saran, “seriuslah dengan satu cowok, bila ingin selingkuh, selingkuhlah sengan profesional, ga bawa hati!”) tapi mana mungkin?
5 bulan hubunganku dengan yudi (yang tidak berpengaruh pada hubunganku dengan Leo), aku mulai iseng menanyakan Yudi pada seorang nasabah baru yang juga polisi.
“ Wah mba, Yudi si banyak, yang mana ya, yudi yang putranya satu atau yudi orang batak?”
“ Orang Balikpapan ko Pak, aduh saya lupa namanya, dia masih bujangan”. Kok bisa ya aku lupa nama lengkapnya. Ch…ch..benar-benar kalo sudah cinta, tahi pun rasa coklat (sst..Cuma istilah, sepertinya akupun masih waras dengan tidak mengatakan coklat rasa tahi) bisa membuatku lupa daratan.
“ Kalo orang balikpapan, ya Prasyudhiantara wibawa yang sudah punya anak satu mba”. Jawaban bapak Polisi yang kalem dan santai itu membuatku kuatir juga. Entah ada desiran aneh yang buat sesak dadaku. Baru kemaren aku baca artikel “ Hati-hati dengan pria Beristri” (ciri-ciri pria berkeluarga dari sebuah majalah wanita).
Selalu mematikan handphone bila malam hari atau saat-saat dia bersama keluarganya.
Yah itu yang selalu membuatku marah bila antara pukul 20.00 – 08.00 pagi. Selalu mailboks yang kuterima bila aku menelponnya. Kecuali tugas malam, baru HP nya on. Kebiasaan yang aneh yang baru kusadari sekarang.
Bajunya selalu rapi dan matching….yup ! bahkan teramat serasi kurasa. Bayangkan Leo yang kulitnya putih saja tidak punya koleksi celana kain hijau, biru dan merah marun yang bagiku norak. Tapi yudi, dia selalu PD dengan setelan yang bagiku aneh, bila dia sendiri yang memilih warna-warna wanita, kalo bukan wanita yang memesannya pada penjahit.
Matang dalam bersikap dan tahu bagaimana membuat wanita berhenti marah. Karena terbiasa dengan istrinya, dia jadi terbiasa bagaimana memanjakan wanita. Dan banyak lagi point-point yang ada di majalah. Entah kenapa artikel itu jadi begitu mudah kuhapal. Mungkin karena aku baru sadar, bahwa semua yang tertulis di artikel itu sama persis dengan yang ada pada diri Yudi. Lekas kulihat file Yudi di komputerku..Prasyudhiantara wibawa, Balikpapan 24 Juni 1974. entah tiba-tiba penyakit vertigoku jadi kambuh…
Sunyi malam di kamar yang seperti merasakan kesedihanku semakin menambah keinginanku untuk menelpon Leo, kekasihku yang tetap mencintai dan memujaku..entah mengapa aku jadi begitu mencintainya.
“ Honey lagi ngapain?”
“ Makan malam, cintaku sudah makan? Kok suaranya serak, cintaku sakit yah?” Ups betapa begonya diriku, aku tidak sadar kalo ternyata Leo semakin romantis.
“ Honey, sayang ama Dela ga?”
“ Lha iyalah sayang, kenapa tiba-tiba ngomongnya jadi kaya gitu?
“ Dela ga kuat pisah ama kamu , Dela pengen ikut kamu honey, Dela pengen jadi istri kamu”.
“ Ya sudah besok pagi Leo ke balikpapan yah, sayang bobo aja dulu, love you.” Leo benar-benar kuatir mendengar tangisanku, dia pikir aku benar-benar merindukannya, maafkan aku leo…………………….seandainya kau tahu penyebab aku menangis.
Setelah lega, aku sms yudi yang dibalas setelah 2 jam kemudian.
“Maafkan mas ya dek, mungkin kita bisa jadi sodara, jangan marah ya sama mas. Mas sayang adek, semoga adek dapat kekasih yang baik dan tetaplah jaga kesucian adek yang selama ini udah adek jaga”. Setelah sms masuk, HP nya tidak pernah di aktifkan lagi.
Dengan kesal kubanting HP nokia 9500 hadiah dari Yudi 6 hari yang lalu. Aku ingat ketika malam yang dingin, yudi membuka bajunya dan mengatakan bahwa dia mencintaiku dan ingin menunjukkan rasa cintanya dengan Making Love. Aku hampir saja tidak tahan melihat tubuh seksinya ketika tiba-tiba saja bayangan Leo berkelibat di benakku.
“ Dela masih virgin mas. Ini akan Dela persembahkan untuk suamiku nanti”, agak klise, tapi aku memang benar-benar takut Making love sebelum menikah.
“ Aduh Dela, maskan juga calon suamimu”. Dengan napas memburu, yudi menciumku dengan membabi buta. Aku lekas berdiri, merapikan kancing kemejaku dan mengambil segelas air putih. Ugh, syukurlah aku masih bisa menahan godaan yudi.
Semenjak kejadian malam itu, 4 hari yang lalu yudi benar-benar tidak menghubungiku. Aku tahu dia marah karena dia pikir bisa bercinta denganku setelah memberi hadiah HP Nokia 9500.
Keputusan Leo untuk menyekolahkanku ke Jogja membuatku bahagia dan otomatis aku berhenti kerja karena berbeda disiplin ilmunya. Leo yang membiayai seluruh kebutuhanku sebagai konsekwensi dari tertundanya pernikahan kami. Leo pikir aku sudah tidak sanggup berpisah dengannya. Dengan melanjutkan program notaris di Jogja, Leo berharap aku bisa sejenak melupakan tentang pernikahan karena berkumpul dengan keluargaku. Harapan Leo memang benar, selain sejenak melupakan pernikahan, aku juga bisa melupakan Yudi, seseorang yang sudah membuatku broken heart….aduh Leo ku, ternyata broken heart itu sakit! Rasanya berat untuk tetap berada di Balikpapan, yang semua tempat sudah pernah kulalui bersama Yudi. Apalagi Balikpapan kota yang kecil. Aduh rasanya tidak sanggup untuk tetap berada di sini.
Dan sekarang, di dalam sebuah kamar kost di Jogja, dengan ukuran 4 x 5 m ada 2 foto di depanku, Yudi dan Doni..benar-benar mirip. Matanya yang sayu, alisnya yang tebal tidak beraturan, hidungnya yang mancung dengan jenggot yang agak tipis di dagunya. Hanya rambut yudi agak cepak dan rapi. Kenapa sekarang aku tergila-gila pada Doni yah? Semua lagu-lagunya dari album 1 hingga 6 aku hapal. Kukoleksi semua CD dan MP3nya. Aku benci yudi tapi aku suka Doni, mungkin itu yang membedakan antara Yudi dan Doni.
Tak terasa ada air mata menetes, ketika kudengar lagu senandung cinta dari album Romantic Rhapsody nya ADA BAND…hieks sedihnya…”bahagiakan diri ini, saat bersamamu, meskipun kusadari tak mungkin memelukmu waktu kau isyaratkan bahwa dirimu..telah bersamanya. Tatap matamu tuk yang terakhir, siksa batinku yang mencintaimu. Kupasrahkan pada illahi, relakanmu untuknya…….”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar