Tanggal 26 maret hari jum’at, gue di ajak ama mba aam sebelah kamar kos untuk ke solo nemuin artis. Kata dia sieh tu artis udah kaya abang sendiri. Gue sieh mau-mau aja. Yah walaupun antara percaya dan tidak. Sebenarnya berat bolos kuliah karena gue kuliah ini dengan perjuangan yang berat. Dari berhenti dari kerja, jauh dari pacar dan mesti membuang rasa gengsi gede-gedean karena di biayai oleh sang pacar dan hidup dengan biaya yang jauh dari gemerlapan yang selama kerja udah gue jalanin. Kebayang ga sieh gue dah beberapa bulan ga ke salon. Badan rasanya pegel karena ga luluran, rambut rasanya pengen potong pendek dek dek. Yah hanya karena sang pacar menginginkan diriku agar berambut panjang. Yah demi sang kekasih. Apalah artinya sebuah rambut...
Pagi itu my feeling dah ga karu-karuan. Eit ..tapi jangan negative thinking dulu yah, bukan gugup karena mau bertemu artis. Sumpah tapi gue ga mau gagal dalam berfoto. Kayanya gue sedikit trauma foto. Cos setiap berfoto ria, gue selalu kelihatan ga enak dipandang (catet yah Cuma ga enak dipandang, bukan jelek lho..), yeah yang kelihatan gendutlah, tampak sedikit hitamlah, yang agak tembem lah de el el deh, padahal kalau lihat aslinya kata orang gue seksi, agak putih dan hm...kalo tembem sih emang iya tapi sumpah ga kaya kalau di foto.hehehe sedikit narsis yah..menurut dosen gue, artis, model dan binaragawan itu adalah orang-orang yang narsis dan sedikit histrionik. Wah berarti gue udah ada persyaratan jadi artis nieh. Friend..btw ga salah kan kalau gue punya cita-cita pengen jadi artis, yah bukan artis sieh hanya ingin jadi orang terkenal. Gue pikir sieh cita-cita ini seperti orang kebanyakan yah..berarti gue ga salah khan ..kesana kemari dimintai tanda tangan (oleh karena itu tanda tangan gue bikin seindah mungkin biar nantinya ketika gue terkenal, penggemar akan senang memelototin tanda tangan gue yang indah nan cantik..alah !), tidur di hotel berbintang, selalu ke salon (ini dia yang gue paling suka, yeah walaupun ga usah jadi artis kalau gue banyak duit juga terkabul seih), selalu berfoto dan dimudahkan segala usaha, rejeki dan lain-lain, terimakasih ya Allah (lho kok kaya baca doa yah..). yah gue kira gue masih normal kan friend? Obsesi seleberitis..normal friend. Gue yakin ini belum jadi waham-waham ..ga kebayang kalau gue jadi skhizofren...jauhkan itu dari hidupku ya ALLAH !
Gue jongkok ngeliatin koleksi baju gue yang rata-rata dah ga layak pakai. Mau di kiloin gue bingung ntar pakai apa. Hm..akhirnya gue nemu baju hitam yang dulu sering gue pake dugem. norak ga yah...ah bodolah yang penting gue dandan .akhirnya gue pake kaos hitam, jeans biru yang agak belel, kalung coklat n anting panjang plus gelang hitam. Hm..ama sepatu biru yang gue beli di bandung juga keren deh. Ya udah gue agak sedikit tenang dan kita bertiga langsung siap berangkat ke solo. Oya gue berangkat bertiga ama mba aam (adik sang artis) dan mba risa tetangga kamar juga.
Perjalanan yang berat, karena kita bertiga harus naik bus umum ke terminal giwangan eh bukan dink gue ga tau apa nama terminal di jogja yang baru. Lagian ga penting kan? Cos gue emang ga pernah kesana. Bus melaju eh salah merayap dengan pelan, sangat pelan sampai ada keinginan yang paling tulus dari lubuk hati yang paling dalam untuk turun dan mendorong bus ini. Tapi ga mungkin lah bisa terkoyak-koyak dandanan yang sudah habis-habisan ini. Akhirnya gue Cuma bisa merasakan bus ini, gue bawa nikmat aja bo...tapi jujur tetap ga bisa nikmat. Gue udah ngebayangin naik bus patas, naik pesawat tapi friend...gagal! gue ga bisa ngebayangin naik itu semua karena gue selalu sadar bahwa gue naik bus kota yang jelek, bau, tidak ber AC dan maha pelan jalannya. Tapi itulah kenyataan dari transportasi di negara kita. Kita ga pernah merasa bangga dan nyaman naik transportasi umum. Wahai pejabat, pemerintah atau apalah..berhentilah korupsi kasihanilah kami rakyat yang menderita ini. Jangan pakai uang kami untuk membeli land cruiser terbaru, untuk membeli rumah mewah baru atau rekreasi ke negara yang belum pernah kalian kunjungi. Wah gara-gara naik bus aja kenapa gue sudah merasa se menderita begini yah, Udah ah malu gue
Akhirnya kami bertiga sampai juga ke terminal nun jauh dari kos. Eh baru nyampe terminal mba Risa sudah ingin buang hajat. Walah-walah sudah grogi ketemu artis. Awalnya sih gue suruh di hotel aja. Tapi demi melihat wajahnya yang pucat pasi dan keringatnya yang bercucuran keluar. Akhirnya kita ijinkan juga dia untuk ke toilet. Gue ma mba aam nunggu di depan toilet dengan tatapan yang hm....entahlah oleh mahkluk-makhluk terminal. Yeah mau gimana lagi resiko orang cantik (atau kami yang saltum yah hehehe ). Daripada ga ada kerjaan bunga-bunga yang ada di depan gue cabut dan gue masukin ke tas. Mba aam marah-marah karena tasnya jadi kotor. Ugh dasar ga tau seni. Aktivitas gue berhenti ketika salah satu dari makhluk terminal itu (kernet bus kali) menegur kami. Mba mau kemana ? walah karena kaget kami Cuma tersenyum masem. Eh lega akhirnya mba risa keluar juga. Senyum lega dan ikhlas terpancar jelas di raut wajah mba Risa.lha iyalah..habis buang hajat booo...
Puff...gue duduk juga di bus patas AC. Dengan manis gue duduk dan siap untuk..tidur. selamat tidur mba risa dan mba aam. Gue dah ga perduli mereka mau ngapain. Daripada mereka bingung kalau gue mabuk, mending gue tidur aja. Baru sedikit gue mimpi yang bahkan belum gue identifikasi siapa wujud pria dalam mimpi gue. Gue segera terbangun dan mendapati muka-muka bingung dan panik karena bus mulai kelihatan berasap. Wah gue segera berinisiatif keluar. Ga lucu kan kalau bus ini meledak. Mending deh meledak di dalam pesawat Garuda (walaupun kematian itu menyakitkan ) tapi kan dapat asuransi Rp . 600 juta. Lha kalau gue meledak didalam bus. Wah bakal dapat asuransi kecil. Kasihan orang-orang yang gue tinggalkan, mereka ga bisa naik haji, shoping dan hidup senang (lho...hehehe emang cita-cita gue bisa membahagiakan orang-orang yang gue tinggalkan kalau gue meninggal nanti, parno juga nieh gara-gara pesawat garuda maren.ch..ch...). kami bertiga bersiap-siap turun dan dengan kenceng gue bilang, ” wah bentar lagi bus meledak nieh.” dan bisa ditebak.... semua penumpang ikut kita turun dan kami duduk dipinggir jalan. Gila ternyata penumpangnya banyak juga. Setelah menunggu 15 menit bus pengganti datang, syukurlah bus ga jadi meledak dan kami sudah duduk manis lagi. Tapi busnya masih bagus yang pertama, yang mogok tidak berdaya. Bus sekarang ga ada TV nya. Gue tersenyum inilah pengorbanan untuk bertemu sang artis. Sekali lagi gue tersenyum mengingat ramalan garis tangan gue kalau hidup gue harus dengan perjuangan bila ingin mendapatkan keberuntungan. Yah inilah nasib yang harus gue terima.
Sampai di solo yang molor lebih dari 1 jam, kami naik becak dan sampai di Quality hotel. Langsung ke toilet untuk dandan. Gue tambah bedak, lipstik, blash on, eye shadow, maskara dan menyisir rambut. Mengaca sekali lagi dan hm...kami duduk di lobi menantikan sang artis. Beberapa kali kami dipandang dan dilirik om-om dan bapak-bapak dari DEPKES yang ternyata mau rapat di hotel ini. Sialan hei om-om genit kami bukan ayam yang lagi cari mangsa tauk. Gue segera beranjak dan mencari koran. Akhirnya kami bertiga sibuk oleh koran yang kami baca diselingi dengan diskusi ringan membahas topik-topik hangat seperti penembakan yang dilakukan oleh polisi di semarang. ternyata di kantor polisi saja keamanannya diragukan, bagaimana di tempat lain yah. Kami juga membahas mengenai Polwan Titik yang depresi dan mengalami amnesia ringan. Gue jadi berfikir bagaimana Polwan Titik bisa depresi karena penembakan dan penyanderaan, bukankah sudah seharusnya profile sebagai seorang polisi sudah siap ketika dirinya di tembak dan di sandera. Bukankah tugas mereka sangat beresiko dengan hal-hal seperti itu. Beda dengan gue dan orang-orang kebanyakan yang ga pernah lihat dan dengar suara tembakan. Kalau hanya sekedar shock pastilah hal itu bisa di maklumi tapi kalau sampai deperesi hingga amnesia? Wah harus di adakah psikotes ulang untuk melihat kesiapan mereka dalam bekerja. Tapi diskusi kami berakhir dengan lagu dari serious...polisi juga manusia. Kalau sudah begitu gue hanya bisa diam....mau gimana lagi..
Tak terasa sudah satu jam lebih kami menunggu. Mba aam sudah cemas, beberapa kali dia meninggikan leher untuk melihat ke luar loby. Beberapa kali juga dia kecewa. Ketika ada mobil berhenti di loby dan banyak orang yang keluar dari loby. Satu persatu mba Aam memperhatikan. Ternyata....oom gendut. Gue sih ketawa aja. Ga mungkin kali Arik segendut itu. Sabar mba...sabar.... Eh ternyata di depan loby benar-benar ada makhluk ganteng bernama Atalariksyah. Dia menyeret travel bagnya dan berkaca mata hitam. Sendirian tanpa pengawal dan rombongan artis lainnya. Aduh ingin sekali gue nemenin. Mba aam segera memanggil ...abang...
Atalarik segera mendekat dan mencium pipi mba aam. Gue dan mba risa segera berdiri dan berharap dapat cipika cipiki juga. Tapi ternyata Cuma kenalan doang. Wah kecewa deh tapi ga papa, bersentuhan dengan tangannya yang halus juga sudah rejeki. Mimpi apa gue malam tadi yaaaa....mami gue betulan ketemu artis bo..betulan. oh my good...rasanya ga percaya deh. Biasanya gue Cuma ketemu di bandara atau mall, Cuma ngeliat doang karena gue masih punya gengsi untuk teriak-teriak dan maksa salaman. Gue gitu loh. Gue benernya ga begitu gugup sieh karena Atalarik bukan idola gue tapi yang namanya atalarik ya tetap artis kan. Ya tetep senang aja gue deket ma dia. Kami duduk berempat. Arik kelihatan capek sekali. Mba Aam bertanya. ” Darimana bang ?”
Dengan sedikit raut muka kecewa Arik menjawab. ” Abang capek nih tadi diajak muter-muter ama panitia cari hotel. ”
“Lho kok cari hotel lagi, bukannya udah di bookingkan di sini.”
“ Penuh, gila ya hotel di sini penuh semua. Tuh lihat kan banyak pengawai negeri, katanya sih udah di booking ama rombongan DEPKES. Mau rapat katanya, jadi abang Cuma malam ini aja di Quality Hotel, besok abang ga tau mau tidur dimana, tuh di kursi itu kali. ” sambil menunjuk dengan mulutnya sebuah sofa di kiri loby.
Kami hanya tersenyum, mau ngomong apa, masih malu dan jaim. Kami ? maksudnya gue ma mba Risa aja.
Setelah basa-basi singkat kami berempat segera naik lift ke kamar 208. ya Allah ini mimpi bo ada dikamar artis. Pengen banget gue teriak kegirangan. Tapi gue segera sadar. Please deh lia ini hanya ketemu. Ga yang lain. Akhirnya gue Cuma tersenyum aja dan duduk di sofa sudut. Ch...ch...dia memang ganteng. Cakep..wah lebih cakep dari pacar gue. Lha iyalah...
Ternyata Arik cerewet juga, dia bercerita banyak dan bertanya pada kami. Ternyata artis itu bisa ngomong juga yah..hehehe.dan ga sombong. Karena benih-benih kagum mulai tumbuh, secara ga sadar gue bilang...bang (gue ikut-ikutan mba Aam manggil Arik abang, habis kalau mau manggil Arik doang ga enak) kok cakepan aslinya sih dari pada Handre/Andre di sinetron safina? Dia tersenyum (oh my Good...manis sekali andai senyum ini jadi milikku, takkan kubiarkan dia keluar rumah, kujaga dan kuberi makan, ups kok jadi posesif gini yah) . dia jawab ” yeah proses lighting di safina emang jelek, temen-temen artis juga pada kaget dan protes waktu lihat hasilnya di safina. Tapi jangan kuatir di episode 30 keatas lightingnya bagus kok.”
Duh nanya apa lagi yah...akhirnya gue ambil majalah dan baca. Tapi sumpah..gue ga ngerti bacaan di depan gue apa isinya (padahal bahasa indonesia boo). Gue juga ga merhatiin posisi majalah itu, terbalik atau engga. Gugup kaleeee. Mba aam dan Arik lebih banyak melepas kangen. Ih jadi iri. begitu sayangnya Arik dengan mba Aam. Kok bisa-bisanya mba Aam se - low frofile gitu punya abang artis. Kalau gue yang jadi mba Aam bakal koar-koar ma temen-temen kalau gue adik sang artis. Tapi apa ya bener kaya gitu ya. Kan mereka kenal dah lama banget. Fase-fase itu udah lewat kali ya hingga mba Aam tampak biasa-biasa saja. Setelah satu jam di kamar (sholat, nonton tv de el el) gue dah merasa nyaman. Gue malah lupa kalau lagi ketemu artis. Karena pada kelaparan akhirnya kita berempat turun ke restaurant.
Turun dari lift dan menuju restaurant semua mata memandang kami berempat. Wah lumayan GR juga nieh. Gini to rasanya jadi artis. Wah pantas dimanapun dan kapanpun artis itu harus tampil cantik. Ya iyalah dimanapun selalu dipandang oleh semua mata. Aduh penampilan gue gimana yah. Aduh please deh nyadar yang dipandang tu Arik bukan gue. Tapi mau gimana lagi kapan lagi gue dipandang orang banyak. Dengan tatapan iri pula. . . aduh arik gue mau deh jadi asisten lo asal semua mata memandang gue. Dasar narsis dimanapun ga pernah lepas dari prifile narsisnya hehehehe. Gue pesen tom yam plus nasi ma orange juice, mba Risa juga tapi tambah banana split, mba Aam nasi goreng oriental ma orange juice, si Arik...?Cuma pesen capucino. Dia bilang kenyang karena habis makan ama panitia. Alhasil kami makan dengan tatapan Arik. Dia cerita tentang angin puting beliung yang menghancurkan sebagian rumahnya karena ada pohon yang tumbang (lolos dari infotainment ni ye...), tentang Rina gunawan yang ga pernah berhasil diet dan tentang rencana Arik yang akan meneruskan studi ke Jerman dan banyak cerita lainnya. Ga lupa juga bercerita tentang dunia artis. Bercerita mengenai aksi jegal menjegal layaknya dunia politik, produser yang asal, proses editing di film yang meremehkan akting mereka dan support agar kami menjadi penonton yang berkualitas. Yah kami di support agar protes dan mengirimkan di surat pembaca di majalah yang berbobot untuk mengkritik sinetron-sinetron yang merusak moral bangsa. Wah ga nyangka ternyata artis juga ada yang tidak setuju dengan dunia pesinetronan kita yang suka latah dan tidak bermutu. Jambu .... gue bilang. Karena hanya menawarkan misi dan visi yang ga jelas. Fantasi doang yang tanpa realita. Aduh diam-diam gue semakin kagum dengan Arik. Ternyata dia smart...satu lagi..dia cowok yang sayang keluarga. Di kamera pocket yang selalu dia bawa (artis juga bawa kamera bo). Dia perlihatkan foto-foto saudaranya (tedy, Attar dan anak-anaknya, Rina dan maminya yang begitu dia puja). Wah gue semakin salut. Gue yang semula ga ada perasaan apa-apa dengan Arik terkait dengan isu bahwa dia gay. Gue ga empati banget deh. Tapi sekarang, mata gue kebuka, bahwa media terkadang tidak netral dan natural dalam menyajikan berita mengenai mereka. Hanya berita negative yang hot agar tulisan dan hasil mereka mendapat pujian dan sanjungan dari big boss. Intinya sih agar laku ! Kami makan berempat pe 4 jam. Lumayan. Ditraktir pula ma sang artis.
Selama kami ngobrol berempat (sekali lagi gue pe lupa kalau di depan gue seorang artis) ssst...tau ga friend. Arik duduk tepat di depan gue, dan gue tidak melewatkan kesempatan emas ini, Perlahan-lahan namun pasti, gue jelajahi setiap indera yang dia miliki. Matanya yang bagus, hidungnya yang mancung, bibirnya, kulitnya. Perfect man !!! alhamdulilah, Allahuakbar...ciptaan Allah yang sempurna. Sempat terlintas pikiran parno di kepala gue hehehhe..andai dia mau memberikan spermanya untuk dititipkan di kandungan gue. Begitu bahagianya karena gue punya anak yang secakep dia. Heheh...ssst..Cuma pikiran selintas kok..ga dosa to.. kembali ke laptop.....eh ke cerita tadi. Selama gue berempat talking-talking, pelayan restouran bolak balik melewati meja kami (karena restaurant lagi sepi) dengan senyum-senyum. Ih sebel emang siapa yang senyum ma dia. Dan saking nekatnya ada pelayan cewek yang datang dan memberikan ke Arik Golden Book yang isinya kesan dan pesan mereka selama menggunakan jasa hotel mereka. Sebelum Arik nulis, dia membuka lembar-demi lembar dan kami juga ikut membaca. Ada tulisan annisa bahar, anjarmara, garin (yang akan di tambahi g’ di belakang huruf n’ oleh Arik, dasar iseng ! ), Letto, tangga dan masih banyak lagi deh.
Setelah puas berbincang-bincang, Arik mengajak kami berfoto. Wah kaget banget nieh. Pertama kalinya diajak artis foto. Biasanyakan kita yang minta foto bareng. Eh ini malah artis yang minta. Weleh weleh bener-bener durian runtuh deh. Kami foto di pinggir kolam renang. Arik beberapa kali menyetel kameranya untuk memfoto kami berempat (kami layaknya sahabat lama, dan sekali lagi ampe lupa kalau dia artis). Beberapa kali karyawan hotel menawarkan diri untuk membantu memfoto kami, tapi ditolak halus dengan Arik. Hingga hujan kami tetap nekad berfoto ria. Aduh Arik, jangan kuatir deh, kamu dapat 1 penggemar lagi. Gue bener-bener suka dengan kepribadian elo (walau gue ga pernah nonton sinetronnya, tapi setelah ini gue akan tonton elo heheh). Gue beberapa kali foto berdua dengan dia. Arik peluk gue dengan mesra, gue apalagi tambah kenceng meluknya, kapan lagi dipeluk artis hehehe. Apalagi dah setahun gue jablay karena longdistance ma pacar gue heheheh. Yeah bukan ma gue ajha sieh, ma mba Risa dan terlebih ma Mba Aam.
Ga kerasa udah asar, kami bersiap mau naik ke kamar untuk sholat. Begitu keluar dari restaurant, kami ditunggu banyak orang, biasalah penggemar Arik. Mereka minta berfoto bersama (ufff...sekali lagi gue baru sadar kalau sebelah gue artis ). Ada ibu-ibu gendut yang minta dipeluk Arik dan setelah foto mengejar kami..mba-mba, mba apanya Arik seh. Mba Aam menjawa kalem..Cuma temen ko bu. Ibu tadi tetap mengejar dengan semangat 45. mba jujur aja deh kami bukan dari infotaiment kok. Mba siapanya Arik sih... ibu-ibu yang hebat. Tetap berjuang walau telah di jawab. Ih gue baru ngerasa ga enaknya jadi artis. Dikejar-kejar, kadang di fitnah. Musnah sudah segala impian gue tuk menjadi artis....hehehe. apalagi setelah mendengar cerita Arik. Gue segera insight...gue bahagia menjadi diri gue . menjadi psikolog saja, seperti impian gue semula. Thanks Rik, atas pertemuan ini.
Di kamar kami sholat dan bercerita lagi. Arik bercerita sambil berbaring di tempat tidur. Mba Aam nampak sedih karena kami akan di jemput travel jam 17.00 WIB. Dari awal kami menginginkan pulang ke Jogja jam 20.00 WIB. Tapi karena trayek Jogja – Solo sepi, travel terakhir hanya jam 17.00. mba Aam menangis dan di belai lembut ama Arik. ” Sabar ya dek, nanti abang janji deh bulan depan Abang sempetin ke Jogja nengok kamu.” wah sayang banget Arik ma Mba Aam. Wuaaaaaahhhh pengen boooo.... artis siapa yang mau anggap gue adik angkat kaya mereka..? mimpi kali ! oya kami ga berani mengajak Arik jalan-jalan. Karena kami bertiga memang tidak tahu Solo, tahunya hanya daerah mall, sementara Arik akan mengadakan fashion show di grand mall solo dalam rangka wedding expo. Dia dilarang untuk berada di tempat itu sebelum acara mulai. Nah selain di mall, mau kami ajak kemana si Arik? Ke klewer atau benteng? Ga mungkin banget kan? Yah akhirnya kami hanya di hotel saja. Kami di telpon oleh resepsionist yang mengabarkan bahwa travel joglo semar sudah siap. Telpon pertama diangkat mba Risa. Rupanya resepsionist tetap tidak puas sebelum mendengar suara Arik. Mba genit itu menelpon lagi, dan diangkat Arik. Setelah Arik menjawab bahwa kami akan turun, mba rese itu berhenti menelpon. Puas juga dia sudah mendengar suara Arik.
Setengah jam kami telat. Kami takut bapak travel marah. Akhirnya Arik mengantar kami sampai depan hotel. Sebelum kami naik ke dalam Travel. Arik mencium pipi mba Aam. ” hati-hati ya dek.” , setelah itu mencium pipi gue. Wah akhirnya pipi tembemku dicium artis juga hehehe. Mba risa juga. Akhirnya arik mengantarkan hingga depan travel dan berpesan dengan bapak travel..” bapak tolong adik saya dijaga dan diantarkan sampai rumah yah.” Bapak travel tersenyum, tidak terlihat raut sebal dan marah. Hanya Dengan senyum dari seorang artis mampu meredam emosi dan kemarahan. Ch..ch..itu juga manfaat jadi artis. Travel merambat pelan (kalau ini gue berharap jalannya pelan agar wajah ganteng arik tetap bisa kupandang). Arik melambai mengantarkan kepergian kami. Ku tengok mba Aam. Ada raut kesedihan. Gue juga ga tau kenapa tiba-tiba juga merasa sedih. Ada yang hilang rasanya. Aneh padahal gue baru mengenal dia 5 jam yang lalu. Yeah anggap ini mimpi kali ye. Tapi lebih pribadi banget karena ga ada kamera. Tapi intinya sama ..bertemu artis. Di dalam travel, kucium pipi mba Aam. Thanks ya mba dah kenalin gue ma Arik. Duh menyesal juga sieh cium mba aam. Gue takut ciuman dari arik berkurang karena mencium mba aam. Setelah ini gue janji ga mandi 2 hari supaya aura ciuman Arik tidak berakhir. Alah…!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar