Kamis, 05 Januari 2012

Gaya Belajar yang manakah kamu?

TERkadang kita tidak memahami apa yang diajarkan oleh guru/dosen kita, sebagian dari kita menyimpulkan bahwa guru/dosen itu yang tidak bagus dalam menerangkan materi, namaun beberapa juga memiliki pendapat bahwa dirinya tidak mampu/bodoh sehingga menjadi tidak PD jika harus memasuki kelas dengan mata pelajaran tsb.

tidak ada yang salah dalam pendapat itu semua, namun ada baikknya kalau kita mengenal pola belajar kita, sehingga kita menjadi lebih tau diri kita dan dapat belajar dengan cara yang sesuai dengan diri kita. hasil dan prestasi yang tinggi? BISA!!



1. Modalitas visual menitikberatkan ketajaman penglihatan; berkaitan dengan proses belajar matematika (geometri) serta bahasa Mandarin dan Arab atau yang berkaitan erat dengan simbol dan letak-letak simbol baik huruf maupun angka. Ketajaman visual sangat kuat dalam setiap orang. Di dalam otak lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual dari pada semua indera yang lain

Ciri-Ciri Optimal Visual :
•Lebih mudah ingat dengan melihat
. Lebih suka membaca
•Lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar
•Memiliki kepekaan kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik.
•Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu , biasanya remaja akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.
•Dapat duduk tenang saat belajar di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa merasa terganggu.
•Tertarik pada seni lukis, pahat, dan gambar daripada seni musik
•Melihat sikap, gerakan, bibir guru yang sedang mengajar.
•Mudah menghafal tempat atau lokasi.

Ciri-ciri Tidak Optimal Visual :
•Tak suka bicara di depan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain
•Tahu apa yang harus dikatakan tapi tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata
•Utamanya berkaitan dengan visual motor, seperti terlambat menyalin pelajaran di papan tulis dan tulisan tangannya berantakan sehingga tak terbaca.
•Sering lupa jika harus menyampaikan pesan secara verbal pada orang lain.
•Biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan.
•Apabila tidak berhadapan secara langsung dengan pembicara, remaja agak kesulitan untuk menyimak dan memahami isi pembicaraan. Contoh, ketika guru berbicara sambil menghadap papan tulis, ia akan sulit mendengar dengan jelas apa yang disampaikan gurunya.


Cara Mengoptimalkan Visual :
•Gunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi / materi pelajaran. Perangkat grafis tersebut bisa berupa film, slide, ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar berseri yang dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.
•minta remaja menghafal dengan membayangkan objek/materi yang sedang diremajainya.
•Untuk meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri remaja, sistem pemberian reward dapat dilakukan dengan memberikan star-chart atau sistem hadiah yang terlihat dan tersusun dalam dalam map prestasi.

2. Modalitas Auditorik
Modalitas belajar Auditorik, adalah kemampuan belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Biasanya mereka yang terbatas dalam modalitas ini memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Modalitas auditori mengandalkan pendengaran untuk menyerap informasi atau pengetahuan; berkaitan dengan proses belajar menghafal, matematika dalam hal mengerjakan soal-soal cerita, membaca, dan mengerti isi bacaan. Pikiran auditori lebih kuat dari pada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori bahkan tanpa kita sadari. Dan ketika kita membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting otak kita menjadi aktif.

Ciri-Ciri Optimal Auditorik :
•Mudah ingat dari apa yang didengarnya dan didiskusikan.
•Senang dibacakan dan mendengarkan.
•Lebih suka menuliskan kembali sesuatu, senang membaca dengan suara keras, dan pandai bercerita.
•Bisa mengulangi apa yang didengarnya, baik nada, irama, dan lainnya.
•Lebih suka humor lisan ketimbang baca buku.
•Senang diskusi, bicara atau menjelaskan panjang lebar.
•Menyenangi seni musik
•Mudah memremajai bahasa asing.
•Dapat membaca dengan baik sehingga ia dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya karena ketika membaca, secara otomatis ia mendengarkan suaranya sendiri di dalam hati/batin.

Ciri-ciri Tidak Optimal Auditorik :
•Sering lupa apa yang dijelaskan guru.
•Sering lupa membuat tugas yang diinstruksikan guru secara lisan.
•Kerap keliru mengerjakan seperti yang diperintahkan guru.
•Kesulitan mengekspresikan apa yang dipikirkan.
•Susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan.
•Memiliki kesulitan menulis ataupun membaca
•kurang tertarik memerhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya, seperti hadirnya remaja baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas dan lainnya
•Tak bisa belajar dalam suasana berisik atau ribut, apalagi jika remaja memiliki konsentrasi yang lemah

Cara Mengoptimalkan Auditorik :
•Bekali remaja dengan tape untuk merekam semua materi pelajaran yang diajarkan di sekolah atau tempat kursus.
•Libatkan remaja dalam kegiatan diskusi
•Coba bacakan informasi, kemudian meringkasnya dalam bentuk lisan dan direkam untuk selanjutnya diperdengarkan dan dipahami.
•Lakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.
•Bantu remaja merekam ide-ide atau pikiran sebelum dituangkan dalam bentuk tulisan.
•Untuk meningkatkan motivasi dan menambah kepercayaan diri remaja, sistem pemberian reward dapat dilakukan dengan memberikan pujian secara lisan.

3. Modalitas Kinestetik
Kinestetic berasal dari kata “nest” yang berarti “Kinest”. Jadi Kinestetic berarti belajar dengan sentuh dan gerak, rasakan, praktik yang melibatkan fisik dan menggunakannya sewaktu belajar Gaya belajar ini mengharuskan remaja menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingtanya. Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya.
Modalitas belajar Kinesthetic adalah kemampuan belajar yang mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan mencoba-coba dengan memegangnya saja, seseorang yang optimal dalam modalitas belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Individu yang optimal dalam modalitas belajar ini bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, orang yang optimal dalam modalitas ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta.
Karakter pertama adalah menempatkan tangan/indra peraba/taktil sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, remaja tipe ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter berikutnya, tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penjelasan. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini baru bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik.

Ciri-Ciri Optimal Kinesthetic :
menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya
•Suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif.
•Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.
•Banyak gerak fisik dan memiliki koordinasi tubuh yang baik.
•Menyukai kegiatan/permainan yang menyibukkan secara fisik.
•Ketika membaca, menunjuk kata-katanya dengan jari tangan.
•Kalau menghafal sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung.
•Belajar melalui praktik langsung atau dengan manipulasi (trik,peraga).
•Unggul dalam pelajaran olahraga dan menyukai keterampilan tangan
•Lebih suka mendemonstrasikan sesuatu (peragaan) daripada menjelaskan.
•Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan dan menggantikan kata-kata) saat mengungkapkan sesuatu.

Ciri-ciri Tidak Optimal Kinesthetic :
•Sulit memremajai hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dan sebagainya).
•Tak bisa belajar di sekolah-sekolah yang bergaya konvensional dimana guru mnjelaskan dan remaja duduk diam.
•Kapasitas energinya cukup tinggi, sehingga bila tidak disalurkan akan berpengaruh terhadap konsentrasi belajarnya.

Cara Mengoptimalkan Kinesthetic :
•Kembangkan pembelajaran remaja di sekolah dengan sistem active learning dimana remaja banyak terlibat dalam proses belajar. Dengan begitu, kemmapuannya dapat berkembang optimal.
•Belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain.
•Untuk remaja-remaja yang memiliki kapasitas energi berlebih, sebaiknya diberikan aktifitas fisik (misal, mengikuti olahraga atau kesenian seperti menari, melukis).
•Salurkan energi remaja dengan memberikannya kesempatan bermain sebelum belajar. Dengan demikian, akan membantunya dapat duduk tenang selama belajar.
•Bila memungkinkan, ajak remaja ke sekolah lebih awal sehingga ia sempat bermain sebelum belajar.
• Di kelas, guru dapat mengarahkannya untuk bergerak dengan cara membagikan buku atau materi pelajaran.
•Untuk meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri remaja, sistem pemberian reward dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan baginya untuk melakukan kegiatan yang disukainya. Reward, misalnya, membolehkan remaja pergi ke tempat wisata, berenang, bersepeda, atau bermain bersama teman.

nah...jika ingin mengetahui lebih jelas, ikuti saja tes intelektual di puskesmas terdekat, atau hubungi kami, akan kami berikan alat tesnya

Tidak ada komentar: