Selasa, 30 Desember 2008

3 Doa 3 cinta

film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra (Huda), Dian Sastro (Dona) dan teman-temannya boleh dibilang cukup menghibur. karena jarang sekali film Indonesia yang bertema pesantren dengan segala intrik dan kehidupannya. ada poligami, narsism, kelainan seksual (gay), kenakalan remaja, cinta, kompleks deh...Hm...sehabis nonton film ini rasanya .... dilihat dari sudut pandang entertainment sih kurang begitu bagus, namun saya tidak tahu apabila dilihat dari sudut pandang seni..atau psikologis?

film ini terkesan di paksakan, sengaja mengusung nicholas saputra dan Dian, padahal bintang dalam film ini terkesan bukan mereka berdua. dian dengan perannya sebagai penyanyi kampung (di luar perannya yang luar biasa), tidak seperti tokoh utama. hal ini karena setiap pemain seperti mempunyai porsi yang sama..bahkan menurut saya, dian hanya "numpang lewat saja". berbeda dengan ketika mereka di AADC. seperti layak apabila mereka berdua disandingkan. mereka tidak saling kenal (hanya sekilas) dan akhir cerita pun mereka tidak menikah. lebih banyak bercerita tentang 3 santri (huda, RIan dan Syahid). dari judulnya sih sebenarnya sudah mengena, hanya saja di foto2 yang terpampang di jalan2 sepanjang jogja..yang terlihat hanya nicholas dan Dian. memaksakan sekali !
bercerita tentang indahnya persahabatan di pondok, budaya poligami,otoritas Kyai yang tidak bisa dilawwan..semuanya merupakan kisah yang cukup menghibur di tengah tema-tema film yang tidak mendidik.

ada adegan kekerasan, dimana huda dan teman2 memukul seorang ustad yang telah melakukan sodomi (pelecehan seksual) pada seorang santri hingga perkembangannya terganggu..(menjad pendiam, pendendam dan sensitive)dilihat dari psikologi sosial...agresivitas yang dilakukan huda dan teman2 disebabkan oleh faktor frustasi(Baron A.Robert dkk,1981) yang mengatakan bahwa frustasi dapat menyebabkan dua hal yaitu dorongan agresi dan respon yang lain seperti menarik diri (menangis, diam, rendah diri dll).
Dorongan agresi dapat berubah menjadi eksternal atau ke orang lain yang bisa langsung pada orangnya atau tidak langsung. pada kasus ini santri yang disodomi awalnya memang secara tidak langsung menceritakan ke pada teman-temannya namun berubah menjadi langsung karena huda cs langsung melakukan tindakan...cukup tragis memang, ustad/guru yang harusnya menjadi contoh pemberian model yang baik justru memberikan trauma yang panjang pada anak didiknya. dan ini real terjadi di masyarakat kita. sebenarnya ini harus mendapatkan perhatian karena tidak berhenti hingga disini. korban yang disodomi dapat menularkan perilaku sodomi pada adik angkatan atau teman2 nya. hal ini karena mereka menjadi ketagihan dan sulit menolak hasrat seksualnya..apapun di luar dialog yang membosankan. saya beri nilai 7 untuk keseluruhan film ini . ditengah film Australia, Twilight dan Asterik..ayo bangkit film Indonesia

Tidak ada komentar: