Sabtu, 31 Januari 2009

Anak Korban Perceraian (memperpendek usia?)




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

Menikah? tentu saja impian setiap wanita dan umumnya laki-laki yang memiliki komitmen. menikah telah mengalami kemajuan yang pesat di indonesia (Ya iyalaahhhhh) dan ternyata juga dibarengi dengan tingkat perceraian yang tinggi.

Sedih kala perceraian merupakan jalan terakhir untuk sebuah perkawinan.terlalu banyak kenangan, harus keluar dari zona nyaman, harus beradaptasi lagi, harus membuat sesuatu dan sebuah mimpi baru, harus sedih dan tentu saja harus berpisah dengan keluarga yang pernah kita sayangi (like mertua, ipar, pembantu mertua, bahkan anak, kalo pasangan..ughmmm tentunya udah jadi seseorang yang kita benci yang harus kita musnahkan dari ingatan kita). sedih kala perceraian di ambil tanpa melalui sebuah renungan yang panjang dengan pertimbangan dari ahli (seperti psikolog atau ahli agama), apalagi jika kita sudah memiliki anak. namun jika komitemen sebuah pernikahan ternoda (selingkuh), yah sebagai seorang wanita yang berhati lembut (wuakakakak), saya pun memilih perceraian sebgai jalan satu-satunya.kecuali suami saya di berikan zat yang membuat dia harus melakukan perselingkuhan de el el.

Menilik kehidupan artis di barat sono, yang banyak melakukan kumpul kebo. saya mencba memahami alasan mereka melakukan itu. lembaga pernikahan merupakan sesuatu yang sakral dan memerlukan kesiapan mental dan materi yang tidak sedikit sehingga untuk memutuskan menikah, mereka menganggap bahwa ini merupakan pilihan yang sangat sulit dan penting. Kalau kumpul kebo, ketika mereka tidak cocok, ya pisah. very simple. Tapi kalau kita bercerai? banyak sekali yang membuat kita tidak nyaman. sedih karena harus berpisah dengan orang-orang tersayang, keluar dari zona nyaman dan harus beradaptasi lagi, rebutan anak, pembagian harta gono gini seperti emas, perhiasan, perak (sama aja yah heheheh), rumah, mobil, cincin kawin, pembantu (betapa enaknya yang tidak punya apa-apa, tidak usah rebutan ini dan itu) alah...pokoknya benar-benar menguras tenaga dech. Belum lagi perkembangan anak yang pasti akan terganggu.

Jika pasangan sudah melanggar komitmen (misalnya KDRT, selingkuh), ya maaf..kalau saya sieh perceraian merupakan hal yang pasti saya pilih.walau ternyata dari beberapa penelitian, ternyata perceraian memperpendek umur anak.

Dari data Terman (Friedman,et al, 1995)yang melihat bukti yang cukup kuat dalam literatur psikologi menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami perceraian atau konflik orang tua memiliki lebih banyak masalah tingkah laku (salah satunya seperti narsis), kesulitan akademis yang lebih besar dan pengaruh kesehatan yang buruk dibanding anak-anak yang utuh. Ningrum (2003) yang menambahkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dari orang tua yang bercerai memiliki optimisme yang rendah di bandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dari orang tua yang lengkap. penelitian ini menggunakan sample atau subjek SMU di jogja (penelitian gue sendiri boooo).


masih menurut peneltian Friedman (1995), perceraian orang tua berhubungan dengan kematian dini. pada laki-laki dari keluarga bercerai diprediksi meninggal pada usia 76 tahun sementara dari keluarga utuh adalah 80 tahun. sementara perempuan diprediksi meninggal pada usia 82 dan pada keluarga utuh adalah 86 tahun (wah ini mah bukan meninggal dini, saya juga mau meninggal usia 70 tahun, daripada ngerepotin orang yah).walaupun alasan untuk hubungan yang jelas antara perceraian orang tua dan panjang usia anak yang kompleks dan belum sepenuhnya dipahami.. hasil-hasil yang lain juga menunjukkan bahwa perceraian orang tua menciptakan sebuah rantai kejadian yang negatif, yang memberikan kontribusi pada risiko mortalitas yang lebih tinggi di antara individu-individyu yang lebih tinggi di banding individu-individu dari keluarga utuh (tucker et al., 1997). penelitian lain juga memnambahkan bahwa anak korban bercerai juga cenderung melakukan perilaku maladaptif seperti merokok dan narkoba.

Terlepas dari penelitian-penelitian yang telah di lakukan. sesuatu yang menyedihkan memang mengakibatkan hal yang negatif. namun jika itu sudah terjadi dan kita sebagai korban dari perceraian...masih banyak kok yang menjadi seseorang yang berhasil. saya contohnya : saya tidak pernah melakukan perbuatan-perbuatan maladaptif selain narsis. dan saya masih bisa berguna untuk orang lain.

Tidak ada komentar: