Sabtu, 03 Januari 2009

The Power of Kognitif or Word?

kekuatan pikiran yang trmanifestasikan dalam kata/ucapan ternyata mempunyai efek yang sangat besar untuk hidup kita. ini saya rasakan sekali..saya pikir ini bukan hanya masalah sekarang atau masa kini. waktu saya kecil, sering di beri teguran mamah "hati-hati dengan ucapanmu, nanti malaikat dengar dan mengabulkannya." itu jika saya sudah mulai kecewa dengan keputusan Allah dan tidak sengaja "memakinya".

sekarang ketika saya dewasa dengan sentuhan ilmu psikologi, saya sadar bahwa kata2 mamah ada benarnya. hanya saja karena saya belum mendapat hidayah tentang kalau malaikat mendengar.saya lebih tersadar dengan ilmu yang ilmiah dan masuk akal (kognitif lagi?)
semakin saya dewasa secara umur, semakin saya berhati-hati dengan pikiran eh kata-kata yang saya ucapkan.
Penelitian lain yang membuat saya sadar ya penelitian dari Masaru Emoto dengan the true power of water. yang meneliti mengenai perubahan kristal di dalam air.Di dalam peneltian yg telah di lakukan oleh beliau, apabila kita mengucapkan kalimat-kalimat positif seperti severe acute respiratory syndrome (bhs jepang) atau cinta dan terimakasih maka kristal air berubah sangat cantik. air berubah menjadi kristal yang jelek bentuknya apabila kita mengucapkan kalimat seperti bodoh, cemas, teror, takut, nakal, buruk apalagi kebun binatang hehehehe? wah kalau air akan berpengaruh terhadap bentuk kristal. nah apa pengaruh kristal untuk tubuh kita?

Tubuh kita terdiri atas dari 70% air, sementara otak yg kita gunakan untuk berfikir terdiri atas 74,5 % air, nah jika bentuk kristal kita jelek, maka tubuh kita akan mudah sakit, sulit berfikir dan berkonsentrasi, leleh dan terserang berbagai macam penyakit. nah akan lebih nyaman bila mulai saat ini kita mencoba untuk mengeluarkan kata-kata yang positif agar badan dan pikiran kita (body n soul) lebih baik. for better life...setidaknya tahun baru ini kita punya motto baru yang bagus untuk perbaikan hidup kita (Quality of life)

Pengaruh buat hidup saya...hm...bulan mei sampai agustus 2008 adalah pergolakan jiwa saya di sepanjang hidup saya. sekedar refleksi diri dan share pengalaman serta cerita (karena dari beberapa sahabt yang mendengar cerita saya akan berkata "wah mbak ceritamu bak sinetron yah) atau komentar dari teman " baru ini aku mengalami ada orang yang akan menikah, tapi berbeda pengantin laki-lakinya. benar2 amaging karena ini terjadi di depan mataku". sedih dan haru mendengar komentar mereka. Bahkan ada yang mengatakan (atas nama cinta dan sayang dengan aku semoga)wah mbak begitu mudahnya kamu menyakiti pria lagi. subhanallah...selama kita hidup memang akan banyak sekail menerima komentar baik yang kt sukai maupun tidak. tapi itulah seperti yang di curahan hati dewi lestari dalam blognya. betapa ia ingin marah dan tidak terima dengan komentar yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. tapi sudahlah...ibarat sebuah rumput yang tinggi. jika kita ingin tinggi dalam hidup dan karir yah harus siap mendengar gosip dan cobaan yang lebih tinggi dan kalau kita tidak siap yang harus siap jadi rumput kecil yang siap untuk di injak2 dan dihina orang. apapun pilihan hidup kita, masalah tidak akan berhenti...
Di lingkugnan teman, aku memang terkesan cuek dan asal. seolah hidup tanpa beban (untuk apa kuperlihatkan kepedihan,toh mereka hanya senang jika melihat kita tertawa, melucu dan gembira).
Jadi ketika ada beberapa temen yang melihat aku masih berhubungan via telpon dengan sang mantan. Mereka bertanya "wah mbak dengan siapa to kamu menikah?" dan dengan santai aku menjawab "bodo amatlah, yang penting itu mencetak undangan dan siapin pesta perkawinan, nah masalah pengantin cowoknya, gampang di kosongin ajha hehehehe.pokoknya nanti kalian datang ke pestaku tanggal 16 Agustus yah?"

Anyway busway.....Ternyata..aku memang menikah tidak dengan yang kupersiapkan. kekasihku yang sedang berlayar di amerika kutinggalkan dan aku menikah dengan mantanku.!jangankan temanku, orang tua dan keluargaku hanya geleng-geleng kepala melihat keputusanku. tanggal 5 juli aku baru meng iyakan lamaran mantanku dan tanggal 16 agusutus 2008 kita menikah.
Aku tidak tahu apakah memang kekuatan pikiran atau kata-kata atau memang selama ini aku ragu dengan kekasihku yang baru 6 bulan ini aku kenal, sebulan kami dekat dan setelahnya dia meninggalkan aku untuk kerja di Amrik.
hei ...namun anda tidak berhak untuk mengatakan aku tidak punya analisa dan pemikiran untuk sebuah keputusan penting di dalam hidupku!menikah itu berat amanatnya bagi seorang wanita. dan aku menikah karena agama. maka hal yang pertama adalah faktor agama (suamiku yang sekarang sudah memenuhinya karena dia rajin sholat wajib dan sunah),pendidikan (dia S2), dari keluarga baik2, secara finansial dia mampu dan dia sayang aku, serta kepribadian lainnya. satu hal yang terpenting..kelaurga suamiku sangat sayang denganku. maka....keputusan itu yang membuatku memilihnya.masalah sakit hati karena dia pernah memutuskanku..itu adalah masalahku dan hanya aku yang tahu. dan ini sudah aku pikirkan selama 4 bulan hingga tesisku berantakan. tentu saja dengan tahajud, istikharoh dll.
aku juga menikah karena aku mengerti dgn diriku. aku tidak bisa jauh dan aku memiliki pandangan keluarga yang ideal. memiliki anak2 dan membesarkan dengankasih sayang papah mamahnya. bukan hanya akku seorang. masalah rejeki Allah yang memberi dan aku yakin..jika kita berusaha, Allah pasti akan beri nikmatnya. Aku memang telah menyakitinya, namun hubungan kami belum lama dan dengan doa yang slalu kukirimkan untuknya..semoga dia mau mengerti mengapa aku tidak memilihnya, bukan karena dia tidak tampan atau tidak kaya (pelayaran gitu loh)....tapi karena...karena
karena aku belum mampu hidup tanpa suami...!

Tidak ada komentar: